News Update :

Written By Infokom Golkar Dairi on Selasa, 27 Maret 2012 | 18.59

Golkar Dairi “Diserang” Saut Ungkap Realita

Liputan : Mansai Marbun LG

Sidikalang,  (SURA) : Ada keluh kesah yang muncul tatkala manusia mengalami hal buruk atau hal yang tidak menguntungkan. Bukan karena disebabkan oleh sebuah kesadaran, namun lebih cenderung pada akibat dari sebuah keinginan yang tidak tercapai. Dengan berbagai dalih, manusia sering malakukan upaya-upaya untuk melawan keadaan yang tidak menguntungkan, yang penting keinginan mereka tercapai.
Ada sebuah sisi yang terkadang selalu dilupakan oleh umat manusia dalam mengarungi kehidupan dari berbagai aspek. Perencanaan manusia sebenarnya bukan satu-satunya penentu keberhasilan sebuah keinginan. Namun pada hakekatnya ada sebuah kekuatan besar yang  mengendalikan alur kehidupan dunia fana, dan kekuatan tersebut di namakan Kehendak Yang Maha Kuasa. Sadar atau tidak, setuju atau-pun tidak, maka fakta ini tidak dapat terbantahkan.

Demikian disampaikan Saut Martua Ujung anggota DPRD Dairi menanggapi berbagai informasi yang memcoba menyerang partai Golkar Dairi khususnya Ketua DPD II Partai Golkar Dairi yang juga Bupati Dairi itu.

Menurutnya, selaku partai yang dicintai masyarakat Dairi dan sukses mengusung kadernya menjadi pemimpin di Dairi, wajar mendapat berbagai serangan bahkan hingga membabi buta lewat media dan yang lainnya. Hal ini dikatakannya atas adanya tudingan sejumlah orang yang mengaku “tokoh atau pengamat” pembangunan Dairi bahwa Dairi ini hanya milik sekelompok orang atau kroni Bupati Dairi.

Terkait dengan praktek yang dituding sistym monopoli soal proyek di Dairi, Saut Martua Ujung menilai bahwa hal itu tidak lebih dari teriakan rasa kecewa. Ada mekanisme dan aturan  dalam Undang-undang sebagai panglima landasan menjalankan berbagai kegiatan program pembangunan termasuk didalamnya  proses tender proyek, katanya.

Dan saya tidak berniat menyerang siapapun. Yang pasti pada zaman sebelum kepemimpinan KRA. Johnny Sitohang Adinegoro sebagai Bupati Dairi, semua rekanan berlapang dada melihat bagaimana proses tender proyek yang dipertontonkan hingga ada julukan pada seseorang “Bupati” bayangan, katanya.

Soal Distributor pupuk di Kab. Dairi, menurut Saut, Bupati Dairi bukan hanya merekomendasi kadernya yang bergabung pada partai. Sebab sepengetahuannya, ada juga Distributor Pupuk di Kabupaten Dairi tidak ada kaitan dengan partai dan diberikan rekomendasi, katanya.

Terkait dengan Pilkades Lae Itam yang dituding bahwa Ketua DPD II Partai Golkar Dairi melakukan intervensi, Saut Martua berkomentar diplomatis. “Sepengetahuan kita, partai lain juga ada yang berperan untuk menyukseskan salah satu kadidat calon kepala desa, mengapa hanya Partai Golkar yang dianggap intervensi? Ini kan tidak fair. Kita harap masyarakat Dairi dapat melihat realita. Maka itu perlu dipahami bahwa perencanaan manusia sebenarnya bukan penentu keberhasilan, tapi Kehendak Yang Maha Kuasa. Sadar atau tidak, setuju ataupun tidak, fakta ini tidak dapat terbantahkan, katanya mengulang. (LG)


Sekilas Profil Desa Gundaling

Written By Infokom Golkar Dairi on Rabu, 14 Maret 2012 | 07.30


Melirik Keluh-kesah Masyarakat 
Desa Gundaling, Kec. Gunung Sitember
 Liputan : Mansai Marbun LG & Tim

Gunung Sitember, (SURA) : Desa Gundaling resmi menjadi sebuah desa di Kecamatan Gunung Sitember pada tahun 2001 yang silam dimekarkan dari Desa Batu Gungun. Kini Desa Gundaling merupakan salah satu desa yang mayoritas penduduknya sebagai petani dan masih banyak hidup digaris kemiskinan.

Menurut data yang dihimpun SURA dari aparat Pemerintahan Desa setempat, sebanyak 257 KK masyarakat berdomisili di desa itu dengan jumlah penduduk 1.114 jiwa (Sensus penduduk tahun 2010 sampai 2011) tersebar pada 8 (delapan) dusun mengitari lereng-lereng gunung yang menjulang yakni, Dusun Gundaling 1 (sebagai ibukota desa), Dusun Gundaling 2, Dusun Jampalan, Dusun Bersama, Dusun Dolok Manolong, Dusun Batu Marsaong, Dusun Lau Pangkuruken dan Dusun Lubuk Tinggi.

Secara khusus tim SKU “Suara Rakyat” (SURA) telah menjelajahi sebahagian besar desa itu, menerobos hingga ke pelosok-pelosok dusun yang saat ini masih sangat memperihatinkan. Sulitnya sarana jalan dikarenakan letak geografis alam yang berbukit. Sebagian besar jalan masih berlumpur kala musim hujan, dan ditambah lagi ada yang sangat terjal dan curam  membuat pembanunan sarana jalan di sekitar desa ini sangat memberatkan tim teknis dalam melaukan pemetaan jalan desa.

Pantaun SURA langsung dari seputar Desa Gundaling, yang menjadi kendala utama masyarakat setempat dalam memberhasilkan tingkat perekonomiannya, adalah sulitnya sarana jalan pada sejumlah dusun sebab sarana jalan dimaksud masih kondisi jalan tanah dan jalan berbatu. Saksikan tanyangannya di sini http://www.youtube.com/watch?v=2OhPjE3SzCU

Hal ini mengakibatkan biaya angkut hasil pertanian jadi terbeban karena kendaraan yang digunakan masyarakat setempat adalah mobil gardan 2 (dua) jenis hartop dari dusun lainnya menuju jalan beraspal yakni Desa Gundaling 1 atau langsung menuju Desa Gunung Sitember ibukota kecamatan yang diperkirakan sekitar 6-7 Kilometer.

Selain sulitnya sarana jalan penghubung pada sejumlah dusun di Desa Gundaling itu, pada sisi lain tekanan ekonomi masyarakat saat ini semakin lengkap. Sebab hingga saat ini sejumlah dusun masih ada yang belum dialiri arus listrik yakni, Dusun Dolok Manolong, Dusun Lubuk Tinggi, dan Dusun Batu Marsoang.

Pencabutan subsidi BBM minyak tanah ibarat “bumbum” pelengkap peliknya ekonomi rakyat sebab harga minyak tanah per liter meroket antara Rp.20 hingga Rp.25 per liter. Kendati harga itu bagai mencekik leher, terpaksa masyarakat harus membelinya untuk kebutuhan lampu penerang kala malam tiba (lampu teplok).

Informasi lain yang dihimpun SURA tentang Desa Gundaling ini, diketahui bangunan Sekolah Dasar (SD) telah ada sebanyak 2 unit yakni SD Negeri 035949, dan SD Inpres Lau Pengkuruken. Sementara untuk jenjang pendidikan SMP, bagi yang memilih sekolah di SMP Negeri 1 Kecamatan Gunung Sitember (Ibukota Kecamatan), para murid terpaksa berjalan kaki menempuh jarak 6-7 Kilometer sekali jalan (PP 12-14 Km) setiap hari dan menjadi rutinitas bagi generasi penerus Desa Gundaling itu.
Pantauan SURA saat melirik keluh-kesah masyarakat Desa Gundaling saat berpapasan dengan sejumlah anak sekolah SMP hendak pulang usai jam sekolah, tampak semangat yang tinggi terpancar dari wajah mereka.
Pulang Sekolah : Murid SMP N 1 Kec. Gunung Sitember, Kab. Dairi, Provinsi Sumatera Utara dari Desa Gundaling
Beberapa diantara mereka (lelaki), terpaksa buka baju yang ketika itu sedang turun. Baju itu diselamatkan ke dalam tas dan tidak ketinggalan sebagian lagi ada yang menyelamatkan sepatu masing-masing dan berjalan menyusuri menuju desa (dusun) tanpa alas kaki. Untuk mengusir rasa lelah selama perjalanan, kadang terlihat canda gurau sesama mereka. Rasa lapar dan haus pun sirna mengingat pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa ini.

Sementara sarana kesehatan telah tersedia yakni 1 unit Puskesmas Pembantu (PUSTU) yang berada di Desa Gundaling 2, dan 1 unit Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) berada di Desa Gundalaing 1.
Sumber pencaharian masyarakat mayoritas menggantungkan hidup dari hasil pertanian dengan komoditi unggulan yakni Jagung, Cabai, Kopi, dan Kemiri.

Perlahan tapi pasti kesulitan sarana jalan di Desa Gundaling akan terjawab. Hal ini terlihat dari pengucuran dana PNPM ke desa ini tergolong sangat lumayan besar. Terkihat dari salah satu pelaksanaan pekerjaan PNPM yakni perkerasan jalan dari Dusun Lau Pengkuruken ke Desa Gundaling 1 (jalan lingkar).

Dari salah satu plank merek, diketahui pembangunan perkerasan jalan (Telford) sepanjang 2700 Meter, dengan besaran biaya Rp. 348.800.000,- sedang dikerjakan bahkan mencapai 500 Meter dengan kucuran dana hingga mencapai lebih kurang sebesar Rp. 500 Juta. Semoga keluh-kesah masyarakat Desa Gundaling, Kec. Gunung Sitember, Kabupaten Dairi yang dipimpin Osman Sihombing (Kepala Desa) bisa terjawab dengan adanya kerjasama yang baik antara masyarakat desa untuk mendukung suksesnya pembangunan.

Pelanggan PLN Mengeluh

Written By Infokom Golkar Dairi on Senin, 12 Maret 2012 | 08.04



Liputan : Tim SKU Suara Rakyat

Sidikalang, (SURA) : Sudah jatuh, lagi ditimpa tangga. Peribahasa inilah yang dialami sejumlah masyarakat Dairi yang mengeluhkan pelayanan PLN Sidikalang. Hal ini diungkapkan masyarakat dari 3 (tiga) kecamatan yang ada di Kab. Dairi kepada tim SURA yang menelusuri berbagai masalah terkait pelayanan PLN Sidikalang kepada pelanggannya.
Mulai dari masalah tagihan listrik yang diduga berlaku “se-suka gue”, hingga memberatkan konsumen pengguna arus listrik dan sering padam tanpa ada pemberitahuan resmi dari pihak PLN khususnya di desa-desa bahkan kadang di pusat kota Sidikalang.
Yang paling fatal akhir-akhir keluhan masyarakat, adanya pemasangan baru arus listrik di sejumlah desa yang menuding pihak PLN Sidikalang justru mempermainkan masyarakat. Sejumlah uang sudah dibayarkan kepada pihak yang menangani pemasangan baru arus listrik dengan jumlah yang lumayan besar, namun bertahun-tahun ditunggu, meteran listrik yang dijanjikan tak kunjung dipasang. 
Seperti yang dikeluh masyarakat Desa Gundaling, Kec. Gunung Sitember khususnya yang tinggal di Dusun Bersama,  kepada SURA mengungkapkan, 11 KK di dusun itu telah tersambung arus listrik beberapa tahun silam.
Warga yang mengaku marga Naibaho itu mengisahkan,  pembayaran sebesar Rp. 2 Juta per KK termasuk biaya sambungan dan meteran telah dilunaskan. Namun saat petugas melakukan penyambungan arus, meteran yang didatangkan hanya ada 3 (tiga) unit. Dan hingga sekarang ini, dari 11 KK dibagi dari 3 meteran listrik yang mengakibatkan keterbatasan arus listrik untuk digunakan, katanya.
“Kadang untuk menghidupkan TV sebagai sarana hiburan kami di dusun ini terkedala sebab arus listrik tidak mampu oleh batasan meteran yang berukuran 900 W ke beberapa rumah”, beber Naibaho di Dusun Bersama, Desa Gundaling belum lama ini seraya berharap agar pihak PLN berkenan meninjau keluhan mereka.
Sementara itu, masyarakat di Desa Linggaraja I, khususnya warga Dusun Lae Sikurang I dan Lae Sikurang II, juga mengeluhkan pelayanan PLN terkait meteran listrik.
Informasi yang dihimpun SURA dari sejumlah warga setempat belum lama ini, mengungkapkan, sebanyak 23 KK dari dua dusun telah dilakukan penyambungan baru arus listrik. Sebagian warga telah membayar sebesar Rp.3.800.000 per KK dan bahkan keseluruhan sudah lunas. Namun sayangnya, pihak yang memasang instalasi listrik ke dua dusun ini, hanya dipasang 1 (satu) meteran 5000 W. Dari meteran ini dibagi pada 23 KK pengguna arus listrik.
Pembayaran rekening listrik per bulannya kepada PLN, menurut warga dengan sistem dibagi bersama (23 KK) dari beban yang ditagihkan. Hal ini mengakibatkan ketimpangan soal pengguna arus listrik mengingat tingkat ekonomi warga yang tidak sama.
Sedangkan di Kec. Parbuluan, Kamis 8 Maret 2012, pihak PLN melakukan pemutusan arus listrik kepada 11 KK pelanggan baru pengguna arus listrik  tepatnya ke Dusun Tombak Simbolon. Pemutusan itu dilakukan setelah mereka nikmati 3 (tiga) hari penerangan lampu listrik (menyala).
Penyambungan baru ke Dusun Tombak Simbolon juga sama dengan beberapa daerah lainnya yakni memainkan meteran listrik. Sebelumnya disepakati oleh pihak petugas instalasi akan menyanggupi per KK dilengkapi dengan meteran listrik. Sebagian telah melakukan pembayaran lunas dengan besaran biaya Rp. 3 Juta per KK.
Diketahui, sebanyak 5 KK telah melakukan pembayaran lunas dan sebagian masih mencicil. Dari 11 KK yang dilakukan sambungan baru, meteran arus listrik yang disanggupi pihak petugas instalasi listrik hanya 3 unit yang dipasang hingga saat ini. Saat PLN Sidikalang melakukan pemutusan arus, kabel (foto hal 01) disita PLN Sidikalang dan diamankan.
Kepala PLN Sidikalang saat ditemui Tim SURA ke kantor PLN Sidikalang, Senin 12 Maret 2012 tidak berhasil untuk memberikan tanggapan seputar masalah pelayanan PLN Sidikalang yang dikeluhkan sejumlah warga Dairi.

Melirik “Andung ni” Masyarakat Desa Lae Lebah

Written By Infokom Golkar Dairi on Sabtu, 11 Februari 2012 | 17.44

Melirik “Andung ni” Masyarakat Desa Lae Lebah
Yang Masih Terisolir Sejak Dimekarkan 2004 Silam


Liputan : Tim SKU SURA


Inilah kendaraan khusus alat transportasi menuju Desa Lau Lebah, Kec. Gunung Sitember, Kab. Dairi, Sumut.

Gunung Sitember, (SURA) : Masyarakat di Desa Lau Lebah, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara, hingga kini masih belum menikmati berbagai sarana pembangunan yang sangat diharapkan untuk mendongkrak hasil ekonimi mereka. Sebagaimana diketahui, sarana jalan ke desa ini sangat sulit dilalui kendaraan baik roda dua dan roda empat karena jalan ke desa ini belum beraspal.

Menurut Kepala Desa Lau Lebah, Tetap Karo-karo, Selasa 24 Januari 2012 di tempat kediamannya saat dikonfirmasi SURA menjelaskan, sejak desa itu Desa Lau Lebah dimekarkan dari Desa Rante Besi pada tahun 2004 silam, hingga saat ini kendala utama yang dihadapi masyarakat desanya adalah sulitnya sarana transportasi.

“Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut hasil tani masyarakat adalah kendaraan khusus gardan 2 (Hartop). Dimana jalan yang belum beraspal diperkirakan lebih kurang sekitar 6,5 Km dan hanya dilakukan perkerasan jalan. Namun sebagian jalan yang diperkeras itu sudah hancur khususnya pada jalan yang terjal dan curam”, katanya.

Menurut informasi dari beberapa warga Desa Lau Lebah saat dikonfirmasi SURA mengungkapkan, sesungguhnya Desa Lau Lebah adalah sebuah desa yang subur dan masyarakatnya tergolong berhasil dalam pertanian. Salah seorang warga mengaku marga Maharaja yang juga sekretaris Partai Golkar Desa Lau Lebah mengungkapkan, umumnya petani di desa ini belum begitu membutuhkan pupuk kimia dalam bercocok tanam, sebab tanah di desa ini tergolong sangat subur, katanya.

Menyinggung penghasilan masyarakat yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, menurut Maharaja, petani di desa itu sangat puas dengan hasil kemiri dan menjadi andalan penghasilan masyarakat desa yang menurutnya, setiap KK memiliki ladang kemiri.

Selain itu, hasil tanaman Cabai Rawit dari Desa Lau Lebah juga tergolong tinggi. Sementara tanaman jagung menurutnya masyarakat setempat baru mulai meliriknya atau tergolong tanaman baru bagi masyarakat Desa Lau Lebah untuk ditanam.

“Sulitnya sarana jalan menu-ju Desa Lau Lebah, selama ini menjadi “Andung nami” (jeritan hati). Untuk biaya ongkos angkut buah kemiri dan jagung dari Desa Lau Lebah ke Desa Rante Besi sebesar Rp.25 ribu hingga Rp.30 ribu per goni besar. Menyangkut harga kemiri saat ini di desa itu, dijelaskan Rp.25 ribu (kupas), jagung Rp.2.350/Kg biji jagung kering, katanya.

Kodim 0206/Dairi Akan Menggelar TMMD

Kegiatan TMMD Akan Digelar, Pemkab 
dan Kodim 0206/Dairi Lakukan Survey 

Liputan : Mansai Marbun LG/Santo Berutu


Gunung Sitember, (SURA) : Bagi Anda yang sudah terlahir di dekade 1980-an, pastilah akrab dengan istilah ABRI Masuk Desa (AMD). Ini program di mana anggota TNI disebut ABRI ketika itu bersama warga masyarakat bekerja sama memperbaiki jalan atau membangun jembatan. Namun setelah Soeharto jatuh dan Dwifungsi ABRI dihujat-hujat, AMD kini muncul kembali dengan wajah baru yakni, TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).
 
“Hidupnya” kembali fungsi teritorial militer ini menarik perhatian publik setelah berlangsung rapat koordinasi penanggulangan terorisme antara Kepolisian RI bersama TNI dan Kejaksaan di Jakarta, Senin 25 Juli 2011 yang lalu. Informasi yang dihimpun SURA dari berbagai sumber diketahui, bahwa program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) merupakan program lintas sektoral yang direncanakan melalui system bottom up planning dalam upaya memotivasi tekad dan semangat masyarakat untuk membangun daerahnya.
 
Tujuan utama kegiatan ini adalah memberdayakan masyarakat desa untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional, membantu akselerasi pembangunan di daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
Seiring itu, kegiatan TMMD di wilayah Kab. Dairi yang direncanakan akan digelar pada bulan Mei mendatang, akan diadakan di Desa Lae Lebah, Kec. Gunung Sitember. Maka untuk memantapkan pelaksanaan kegiatan TMMD itu, tim survey yang terdiri dari personil Kodim 0206/Dairi dipimpin Kasdim Mayor Kav. Arwan Sembiring, dari Pemkab. Dairi terdiri  dari Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dinas Kehutanan, Camat Gunung Sitember R. Pusuh Boru Karo. Sementara, Kepala Desa Lau Lebah, Tetap Karo-karo mendampingi tim survey saat berkunjun ke Desa Lau Lebah yang masih terisolir itu, Rabu 25 Januari 2012.
 
Pantauan SURA dari lokasi saat turut mendampingi tim survey itu, Kasdim 0206/Dairi Mayor Kav. Arwan dan sejumlah personil TNI menggunakan kendaraan gardan dua (Hartop) yang sengaja dirental untuk menyusuri jalan menuju Desa Lau Lebah bersama 2 unit mobil gardan dua lainnya yakni, mobil dinas PU Bina Marga dan SDA dan mobil operasional Redaksi SURA.
 
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini medan jalan yang harus dilalui menuju Desa Lau Lebah masih sulit dilintasi kecuali kendaraan gardan dua. Hal ini dikarenakan kondisi jalan belum beraspal dan sebagian sangat terjal dan berlumpur. Menurut perbincangan Kepala Desa Lae Lebah dengan tim survey ketika itu, diketahui bahwa semula direncanakan fisik bangunan yang akan dilakukan pada kegiatan TMMD di Desa Lau Lebah antara lain, pembuatan gorong-gorong, parit semen (Drainase), pendirian Poskamling, pembenahan rumah ibadah sekaligus menyalurkan air ke Mesjid dan Gereja (pipaninasi), serta perbaikan jalan.
 
Namun dikarenakan sebahagian besar kondisi jalan sangat terjal, maka menurut tim teknis dari Dinas PU Bina Marga dan SDA Kab. Dairi, berpendapat  diprioritas pada kegiatan TMMD mendatang adalah melandaikan sejumlah badan jalan. Bahkan sebagian harus dialihkan dari badan jalan semula agar pemba-ngunan itu nantinya tidak sia-sia.
 

Menanggapi kendala ini, Kepala Desa Lau Lebah belum bisa menjamin apakah masyarakat rela memberikan sebahagian tanahnya untuk kepentingan umum yakni sarana jalan. Bahkan menurutnya dana yang telah disediakan Pemkab. Dairi untuk berbagai pembangunan seperti di atas tidan akan cukup karena akan tersedot untuk  kegiatan yang difokuskan untuk melandaikan jalan atau pembukaan jalan baru. Namun dikarenakan hal itu menjadi langkah terbaik menurut tim teknis, Kepala Desa Lau Lebah berjanji akan menemui sejumlah masyarakat pemilik lahan agar merelakan sebagian tanahnya untuk dijadikan jalan umum.
 
Sementara, Kasdim dan unsur Muspika Gunung Sitember siap memdampingi Kepala Desa bila mana dibutuhkan saat dilakukan pertemuan dengan masyarakat pemilik lahan. Bahkan disarankan, agar pertemuan dengan pemilik lahan di lakukan di kantor Camat Gunung Sitember.
 
Inilah peran serta TNI dalam hal ini Kodim 0206/Dairi bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Dairi, dalam membangun desa sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakatnya. Maka itu, progam TMMD yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan desa yang ada di wilayah Dairi merupakan bentuk kerjasama dan diharapkan berbagai pihak hingga masyarakat desa itu sendiri harus ikut ambil bagian dalam program TMMD ini.
 
Kasdim 0206/Dairi Mayor Kav. Arwan mengharapkan, kiranya masyarakat mendukung dan berkenan bekerjasama dalam menyukseskan program pembangunan termasuk kegiatan TMMD. Sebab menurutnya hal ini merupakan point yang sangat penting, karena masyarakat adalah fasilitator untuk menjalankan program ini, harapnya.
 
Selain itu, untuk lebih dipahami, bahwa hasil dari pembangunan itu sepenuhnya untuk rakyat dan diharapkan akan berdampak  bisa meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya di desa-desa tertinggal. Kegiatan TMMD akan melaksanakan pembangunan fisik dan non fisik. Pada kegiatan non fisik tidak bisa dilihat, akan tetapi dapat dirasakan manfaatnya seperti membangun mental karakter, membimbing kerukunan antar umat beragama, gaya hidup bermasyarakat, menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menjadi harga mati.     
 
Tampak Kasdim 0206/Dairi Mayor Kav. Arwan didampingi sejumlah personil TNI lainnya, bersemangat saat melakukan survey itu bak ke medan tempur memberantas penderitaan rakyat. (Saksikan cuplikan videonya di sini http://www.youtube.com/watch?v=2or2_JIlaZA

Written By Infokom Golkar Dairi on Kamis, 19 Januari 2012 | 04.01

Ragil BIT, Calon Sukses Drummer Dairi Yang Potensial

Sidikalang, (SURA) : BAKAT dalam diri anak merupakan anugerah sejak lahir yang musti disyukuri. Namun, orangtua tidak boleh hanya berdiam diri. Perlu stimulasi untuk mengasah bakatnya. Ibarat parang, tidak akan tajam bila tidak diasah.

Tapi jangan salah, bakat saja tidak cukup membawa anak menorehkan prestasinya. Tapi ditambah stimulasi dan dorongan, bakat akan menjadikan anak berprestasi. Berbakat memang salah satu kata dalam kamus pengasuhan orangtua yang sering menjadi perbincangan hangat. Intinya, orangtua sulit untuk menciptakan anak berbakat karena bakat merupakan anugerah dari Tuhan yang sudah tertanam sejak lahir. Yang bisa dilakukan adalah mengembangkan bakat tersebut ke jalan yang benar sehingga anak memiliki prestasi yang membanggakan.

Dalam hal pengembangan bakat, tampaknya layak kita lirik kemampuan dari seorang bocah calon sukses Drummer Cilik Dairi yakni, Ragil Bartolomeus Imanuel Tambunan (BIT). Putra dari keluarga Garibaldy Tambunan/Lisna Br. Sinaturi ini, ternyata sudah sering menunjukkan kebolehannya

dalam memainkan alat musik Drum pada berbagai acara khususnya acara rohani seperti acara besar Natal Sekolah Minggu, Paskah, dan acara gereja lainnya.

Ragil Bartolomeus Imanuel Tambunan (kami singkat Ragil BIT) yang lahir pada tanggal 6 Juli 2005 ini, tampak lihai meng-gerakkan kaki kanannya memijak Pedal Bass Drum, dan kaki kiri memijak Pedal Hi-Hat trus tangan kanan ditempatkan pada cymbal hithat dan posisi tangan kiri pada snare drum dan setiap ketukannya pada alat musik drum itu, kadang bisa membuat kita tercengang dan senang.

Menurut orangtua Ragil BIT, Garibaldy Tambunan pada SURA belum lama ini mengatakan, bahwa putranya Ragil sejak kecil sudah menunjukkan bakatnya dalam memainkan musik Drum.

Hal ini dikatakannya, pada setiap group musik “Penituri” anggota Garibaldy melakukan test di ruamhnya, Ragil selalu mendekati pada musik Drum yang sedang dimainkan anggota atau olehnya. Ragil walau masih usia balia, selalu mencermati alat musik yang satu ini. Dari situ Garibaldy menyadari bahwa putranya ada bakat dalam memainkan Drum.

Akhirnya, ia memberikan kebebasan pada Ragil memegang stik Drum dan memainkannya. Seraya dibimbingnya hari demi hari dan bakat Ragil tumbuh berkembang serta sekarang ini ia sudah bisa memain Drum dengan sempurna, ungkap Garibaldy dengan rasa bangga.

* Belajaran musik sejak usia dini mampu menjaga ketajaman otak seseorang. Saat mereka dewasa, asalkan kegiatan itu dilaksanakan secara berkelanjutan. “Tingkat IQ pemusik lebih baik pada usia tua,” tulis American Psychological Association Jurnal Neuropsikologi dalam Daily Mail.

Menurut peneliti dari University of Kansas, Brenda Hanna Pladdy, bermusik sejak usia dini hingga tua mampu melatih kemampuan kognitif manusia. Otak akan dilatih melawan penuaan dini. “Sukses buat Ragil BIT”

Written By Infokom Golkar Dairi on Minggu, 15 Januari 2012 | 02.44

Boh! “Masih Banyak SKPD
Tidak Mengerti Tupoksinya?”


Bupati Dairi : “Kalaulah Seperti
Ini SKPD, Mau Kemana Dairi ini”


Liputan : Mansai Marbun LG

Sidikalang, (SURA) : Bupati Dairi KRA. Johnny Sitohang Adinegoro, Rabu 11 Januari 2011, saat melantik Julius Gurning, S.Sos, M.Si menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Dairi menyentil SKPD jajaran Pemkab. Dairi lewat arahan dan bimbingannya.


Acara pelantikan yang dihadiri Wakil Bupati Dairi Irwansyah Pasi, SH, Ketua DPRD Dairi Delphi Masdiana Ujung, SH, M.Si, Dandim 0206/Dairi Letkol Inf. Benny Satria serta unsur Muspida, sejumlah pimpinan SKPD, para Camat, tokoh agama dan tokoh masyarakat,
Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinegoro dalam arahan dan bimbingannya menyentil SKPD yang menurut Bupati, belum memahami tupoksinya.

"Kita melihat, menyadari dan merasakan bahwa perwujudan visi-misi Pemkab. Dairi yang membawa rakyat ke arah yang lebih sejahtera, kita tidak harus malu mengakui, belum seperti yang kita harapkan.
Masih banyak SKPD yang tidak mengerti tupoksinya atau minimal tidak melaksanakan tupoksinya sesuai dengan tekad Pemkab. Dairi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Seorang pemimpin harus mampu melihat yang tidak dilihat mata, apalagi melihat yang dilihat mata. Namun yang kita rasakan, masih banyak SKPD belum mampu melihat yang dilihat mata apalagi yang tidak dilihat mata”, kata Bupati Dairi.

Dicontohkannya, bahwa Pemkab. Dairi sudah mendengungkan bagaimana mempertahankan/meningkatkan kesejahteraan rakyat yang salahsatu diantaranya yakni, bagaimana Pemkab. Dairi bisa berhasil mempertahankan harga hasil pertanian rakyat melalui Peraturan Bupati (Perbup) sudah menetapkan harga hasil tani rakyat misalnya Jagung dengan harga Rp.2.000 per Kg. Artinya, kalau harga Jagung jatuh di pasaran kurang dari R.2.000, Pemerintah Dairi melalui Perusahaan Pasar, harus membeli dengan harga Rp.2.000 sehingga rakyat tidak pernah mengalami harga Jagung turun yang diharapkan adalah harga Jagung naik, katanya.


Diuraikan, hal itu sudah di tetapkan melalui Peraturan Bupati (Perbup) dan sudah selalu di dengung-dengungkannya pada setiap kesempatan. Tapi sampai hari ini, menurut Bupati belum ada tanda-tanda dari SKPD terkait mengantisipasi bagaimana kalau harga Jagung itu turun, katanya dengan nada sedikit keheranan.


Kendati demikian, Bupati Dairi bersyukur kepada Tuhan, sebab sejak ditetapkannya harga jagung itu Rp.2.000 per Kg, hingga hari ini harga biji Jangung tidak pernah turun di Kab. Dairi, kalau tidak, Pemkab. Dairi bisa kebobolan, tegas Bupati.


Ditambahkannya, semestinya itulah tugas SKPD, harus mampu mengantisifasi apa yang diucapkan seorang seorang pemimpin, apa yang diucapkan seorang tokoh masyarakat, harus sigap mengantisipasi bagaimana hal-hal yang bisa merugikan masyarakat Kabupaten Dairi ini.


“Kita semua tahu bahwa nanti malam pasti gelap, bahkan dunia tahu pada malam itu gelap. Apakah kita sudah antisipasi kegelapan itu?. Kalaulah seperti ini SKPD, mau kemana Dairi ini”, sentil Bupati.


Hal ini menurut Bupati adalah salah satu contoh yang disampaikan terkait ketidaktahuan jajarannya tentang tupoksinya yang menurutnya masih banyak SKPD yang belum memahami betul akan tupoksinya.

Namun di tangan Julius Gurning sebagai Sekda setelah dilantik Rabu 11 Januari 2011, Bupati Dairi optimis, bahwa Julius Gurning bisa membina jajaran PNS di Kab. Dairi dan lebih eksis melayani masyarakat demi suksesnya visi-misi Pemkab. Dairi.

ARSIB BERITA SURA

Diberdayakan oleh Blogger.

Categories

 
Copyright © 2011. SUARA RAKYAT . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website. Inspired from Metamorph RocketTheme