News Update :
Home » » Melirik “Andung ni” Masyarakat Desa Lae Lebah

Melirik “Andung ni” Masyarakat Desa Lae Lebah

Written By Infokom Golkar Dairi on Sabtu, 11 Februari 2012 | 17.44

Melirik “Andung ni” Masyarakat Desa Lae Lebah
Yang Masih Terisolir Sejak Dimekarkan 2004 Silam


Liputan : Tim SKU SURA


Inilah kendaraan khusus alat transportasi menuju Desa Lau Lebah, Kec. Gunung Sitember, Kab. Dairi, Sumut.

Gunung Sitember, (SURA) : Masyarakat di Desa Lau Lebah, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara, hingga kini masih belum menikmati berbagai sarana pembangunan yang sangat diharapkan untuk mendongkrak hasil ekonimi mereka. Sebagaimana diketahui, sarana jalan ke desa ini sangat sulit dilalui kendaraan baik roda dua dan roda empat karena jalan ke desa ini belum beraspal.

Menurut Kepala Desa Lau Lebah, Tetap Karo-karo, Selasa 24 Januari 2012 di tempat kediamannya saat dikonfirmasi SURA menjelaskan, sejak desa itu Desa Lau Lebah dimekarkan dari Desa Rante Besi pada tahun 2004 silam, hingga saat ini kendala utama yang dihadapi masyarakat desanya adalah sulitnya sarana transportasi.

“Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut hasil tani masyarakat adalah kendaraan khusus gardan 2 (Hartop). Dimana jalan yang belum beraspal diperkirakan lebih kurang sekitar 6,5 Km dan hanya dilakukan perkerasan jalan. Namun sebagian jalan yang diperkeras itu sudah hancur khususnya pada jalan yang terjal dan curam”, katanya.

Menurut informasi dari beberapa warga Desa Lau Lebah saat dikonfirmasi SURA mengungkapkan, sesungguhnya Desa Lau Lebah adalah sebuah desa yang subur dan masyarakatnya tergolong berhasil dalam pertanian. Salah seorang warga mengaku marga Maharaja yang juga sekretaris Partai Golkar Desa Lau Lebah mengungkapkan, umumnya petani di desa ini belum begitu membutuhkan pupuk kimia dalam bercocok tanam, sebab tanah di desa ini tergolong sangat subur, katanya.

Menyinggung penghasilan masyarakat yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, menurut Maharaja, petani di desa itu sangat puas dengan hasil kemiri dan menjadi andalan penghasilan masyarakat desa yang menurutnya, setiap KK memiliki ladang kemiri.

Selain itu, hasil tanaman Cabai Rawit dari Desa Lau Lebah juga tergolong tinggi. Sementara tanaman jagung menurutnya masyarakat setempat baru mulai meliriknya atau tergolong tanaman baru bagi masyarakat Desa Lau Lebah untuk ditanam.

“Sulitnya sarana jalan menu-ju Desa Lau Lebah, selama ini menjadi “Andung nami” (jeritan hati). Untuk biaya ongkos angkut buah kemiri dan jagung dari Desa Lau Lebah ke Desa Rante Besi sebesar Rp.25 ribu hingga Rp.30 ribu per goni besar. Menyangkut harga kemiri saat ini di desa itu, dijelaskan Rp.25 ribu (kupas), jagung Rp.2.350/Kg biji jagung kering, katanya.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

luar biasa

Unknown mengatakan...

hahahaha
di daerah terpencil,,tpi sudah bersaing dalam partai.
LAUU LEBAH MAKA (Y)

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. SUARA RAKYAT . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website. Inspired from Metamorph RocketTheme